Hai, Mataku Rindu

Nafasku makin berat mendengar persoalan intra pernikahan yang dibahas antar pasangan sampai terbawa ke pemerintahan. Kurang bersyukur. Apa mereka tidak paham, masalah yang lebih besar ada di sini, di aku, yang belum terikat ikatan yang kalian perdebatkan.

Mudahnya mereka saling membuang muka, pada orang yang sempat jadi lawan pasangan di hari bahagianya, membuat aku heran. Bagaimana bisa? Pakai ilmu apa? Aku… sehari dia tak bersua sudah sibuk mencarinya di semua media.

Dia juga sama. Apa susahnya mengundang aku ke dalam hidupnya? Aku tidak minta banyak, hanya minta dia. Sebab aku tak kuasa. Aku sudah kenal virus rindu. Tidak ada obatnya selain bertemu. Doa apapun itu, menurutku itu penahan pedih yang sifatnya semu.

Aku terlalu buru-buru. Membebaninya dengan rapalan rinduku. Aku kira dia juga begitu, tapi aku terlalu berat untuk diampu. Entah, dia memang bijaksana. Kemarin ini membuatku lupa arah, sekarang aku malah terpesona.

Hai, mataku rindu. Tapi, aku sudah tak bisa cemburu. Aku tak mau membebanimu dengan rasaku.


Komentar