Bukan aku, kan?

Berpaling adalah problematika biasa bagi hati yang masih sebilah belahan. Seperti aku, sejak tepat senja terakhir melayang.

Setelah pemutusan hubungan, rasa yang gila tidak seketika hilang sambungan. Ini inti masalahnya yang utama. Masalah sampingannya, dia pembuat sajak juga.

Saranku untuk kalian, Para Sebilah Belahan, adalah jangan beradu rasa dengan belahan yang puitisnya sama hebatnya dengan kalian. Boleh, asal kepastiannya sudah tak terbantahkan. Kalau belum, jangan. Kalau terlanjur, selamat datang di dunia ambigu yang paling sialan.

Sulit untuk menjelaskan. Yang jelas, menurutku, mana boleh membuat sajak sensitif setelah kita memenggal perasaan anak orang? 

Sebagai anak orang yang perasaannya dipenggal, aku bersaksi bahwa aku merasa dirindukan. Tapi, tidak, aku tahu pasti tidak.

Apapun sajak yang dia lantunkan, yang berputar dibenakku hanya apa yang terakhir kali ia ucapkan.

Aku tidak boleh datang, sebab bukan aku obat yang dia maksudkan. Aku harus sadar, supaya dunia tak kembali menertawakan. 

Selamat berjalan seluruh komponen sebilah belahan. Semoga cinta kita benar-benar berakhir di pelaminan.



Komentar