Selepas Aku Lepas

Sejujurnya, aku udah nggak begitu ingat tentang kejadian-kejadian selepas dia aku lepas. Tapi, yang jelas aku mengalami hari-hari yang buruk. Bukan karena dia kartu hokiku sehingga aku banyak ketiban sial setelah dia hilang, bukan. Tapi, karena dia adalah sumber kebaikan dalam hidupku, jadi selepas kepergiannya tinggallah keburukan yang tersisa.

Ya, itu dulu. Saat aku baru saja melepaskan dia. Saat aku belum mengenal 'dia' yang lain. Dan, mungkin akan lebih baik untuk aku tidak menceritakannya karena ini aib hidupku. Tapi, ada baiknya juga aku berbagi cerita ini untuk kalian. Iya, kalian yang mungkin sedang terjebak dalam problematika yang hampir sama. Faedahnya? Supaya kalian tahu, ada orang yang bisa selamat dari keputusasaan selepas 'dia' pergi.

Sekali lagi, aku tidak ingat detailnya. Tapi, aku ingat bagaimana aku mencabut semua mind map kehidupanku yang sudah aku rencanakan jauh-jauh hari. Kenapa? Ya karena tidak sesuai lagi. Bisa kalian bayangkan bahwa ternyata 80% dari rencana masa depanku adalah tergantung DIA. Dan terhitung sejak hari itu, dia memilih pergi dari kehidupanku. Ya, bagaimana lagi?

Begini. Bagaimanapun juga, aku ini seorang wanita. 'Memohon' bukan tipe kita. Walau katanya tidak ada salahnya wanita berjuang, tapi demi harga diri seluruh wanita di dunia ini, aku memilih tidak. Terutama jika hanya untuk dia, yang baru sekarang aku bisa bilang bahwa dia hanyalah dia. Tapi sungguh, aku bersyukur bahwa aku tidak memilih berjuang saat itu.

Aku tidak tahu ini solusi atau bukan. Tapi, saat itu aku benar-benar memilih untuk berjuang menjauh dari dia. Bagaimana caranya? Pertama, aku mengumpulkan seluruh sisa logika yang aku punya, untuk mempertahankan argumenku bahwa dia tidak pantas untukku. Kedua, aku memanggil elemen dingin dari seluruh kutub bumi, untuk menopang wajah datarku saat dia menggoda lagi. Terakhir, aku ikhlas, entah untuk apa tapi ini sangat membantu.

Ya. Ikhlas. Itu kuncinya. Jangan tanya bagaimana, tiap-tiap manusia punya caranya. Aku juga. Tapi pesanku, setiap ada kesempatan untuk kembali berkasih, abaikan! Sudah. Jangan lupa untuk mengingat betapa recehnya alasannya untuk meninggalkan kamu. Apa kamu benar-benar mau kembali lagi? Ayolah. Berhenti dzalim.

Komentar